Manchester United

Kamis, 15 Mei 2014

Mesin Frais



MESIN FRAIS

A.    Pengertian Mesin Frais
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau biasa juga disebut mesin Milling.
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja , kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter, dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya.

B.     Prinsip kerja mesin milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.

C.    Jenis-jenis mesin milling
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain:
1.      Berdasarkan posisi spindle utama
1.1.     Mesin Milling Horisontal

Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.

1.2.     Mesin Milling Vertikal



Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.

1.3.     Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti :
a.        Frais muka
b.      Frais spiral
c.       Frais datar
d.      Pemotongan roda gigi
e.       Pengeboran
f.       Reaming
g.       Boring
h.      Pembuatan celah

2.      Berdasarkan Fungsi Penggunaannya
2.1.     Plano milling
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat.
2.2.     Surface milling
Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan.
2.3.     Tread milling
Untuk pembuatan ulir
2.4.     Gear milling
Untuk pembuatan roda gigi
2.5.     Copy milling
Untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a.      Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b.      Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :
a)     Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master adalah 1 arah.
b)     Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.

2.6.     Mesin milling hobbing

Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.

2.7.     Mesin milling gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu

2.8.     Mesin milling CNC

Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan – bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.

D.    Bagian – Bagian Mesin Milling

1.      Spindle utam
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a.       Vertical spindle
b.      Horizontal spindle
c.       Universal spindle

2.      Meja / table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi menjadi 3 jenis :
a.       Fixed table
b.      Swivel table
c.       Compound table

3.      Motor drive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian mesin yang lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling sedikitnya terdapat 3 buah motor :
a.       Motor spindle utama
b.      Motor gerakan pemakanan ( feeding )
c.       Motor pendingin ( cooling )

4.      Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan. Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a.       Transmisi spindle utama
b.      Transmisi feeding

Berdasarkan sistem tranmisinya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a)      Transmisi gear box
b)      Transmisi v – blet

5.      Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).

6.      Column / tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin yang lain.

7.      Base / dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat cairan pendingin.

8.      Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :
a.       Mekanik
b.      Electric, dibagi menjadi 2 bagian :
1. Sederhana
2. Komplek ( CNC )

E.     Gerakan dalam Mesin Milling
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.


1.      Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2.      Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3.      Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan.
gb. gerakan penyetelan

F.      Jenis Cutter pada Mesin frais
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama.
Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
Cutter mesin frais baik horisontal maupun vertical banyak sekali jenisnya antara lain :
a.       Cutter mantel
Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.
gb. cutter mantel

b.      Cutter alur
Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya

Gambar cutterr alur
c.       Cutter modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi.
Gambar Cutter modul
d.      Cutter radius cekung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)
Gambar Cutter radius cekung
e.       Cutter radius cembung
Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)
Gambar Cutter radius cembung
f.       Cutter alur T.
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja mesin frais.
Gambar Cutter alur T

g.      Cutter ekor burung
Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 300, 450 ,600


Gambar Cutter ekor burung

h.      Cutter endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat dipasang pada mesin frais vertical. 
Gambar Cutter end mill

i.        Cutter heavy duty endmill
Cutter ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, Sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar
 gambar heavy duty end mill
G.    Metode Pengefraisan 
1.      Down Milling (Frais Turun)
Proses ini dinamakan juga climb milling. Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.

2.      Up Milling (frais naik)
Proses ini dinamakan juga conventional milling. Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.

H.    Parameter yang diperhatikan dalam Pengefraisan
1.      Memilih alat Bantu yang digunakan
Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan Bantu yang digunakan untuk membuat benda kerja. Antara lain :
a.      Mesin Vertical
a.1. Ragum (catok)
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1.      Ragum biasa 
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.

2.      Ragum berputar 
Digunakan untuk menjepit benda yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum basa tetapi pada bagian bawahnya terdapat alas yang dapat berputar 360o

3.      Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur  secara datar dan tegak letaknya.

a.2. Kepala Pembagi (dividing head)
Adalah peraltan mesin frais yang digunakan untuk membentuk segi segi yang beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi denga plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yng tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.

a.3. Kepala Lepas
Digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah.

a.4. Adaptor
tempat dudukan (pengikat) cutter sebelum dimasukan ke sarung tirus pada sumbu utama.

a.5. Rotary table
Digunakan untuk membagi segi – segi beraturaan misalnya kepala baut. Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak – jarak lubang yang berpusat pada satu titik misalnya membagi lubang baut pengikat pada flends.

2.      Mesin Horizontal
a.       Kepala pembagi
Pada mesin frais horizontal, kepala pembagi dapat digunakan untuk membuat benda kerja segi – segi beraturan, roda gigi, ulir cacing.

b.      Kepala lepas
Digunakan untuk menyokong benda kerja yang panjang dan diproses dengan dividing head. Hal ini dimaksudkan agar benda kerja tidak tertarik atau tertekan waktu disayat (difrais).

c.       Ragum
Fungsinya sama dengan ragum pada mesin frais vertical.

d.       Arbor beserta cincin dan dudukan penyangga
Cutter pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor posisinya diatur dengan pemasangan cincin.
I.       Menentukan Parameter – Parameter Pemotongan
Parameter-parameter yang mempengaruhi pemotongan antara lain:
a)      Bahan yang disayat.
Dengan mengetahui bahan yang akan disayat maka kita akan dapat menentukan kecepatan potong. Kecepatan potong dari suatu bahan tidak dapat dihitung secara matematis melainkan hanya dapat diketahui dengan melihat pada tabel dari buku referensi bahan tersebut. Berikut ini adalah table kecepatan potong beberapa material.
Tabel kecepatan potong bahan teknik.





b)     Bahan cutter
Bahan cutter sangat berpengaruh terhadap kemampuan cutter dalam menyayat benda kerja. Cutter mesin frais dibuat dari berbagai jenis bahan antara lain :
1.      Unalloyed tool steel
Adalah baja perkakas bukan paduan dengan kadar karbon 0,5 – 1,5% kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mencapai 2500 C, oleh karena itu material ini tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.
2.      Alloy tool steel
Adalah baja perkakas paduan yang mengandung karbon kromium, vanadium dan molybdenum. Baja ini terdiri dari baja paduan tinggi dan paduan rendah. HSS (High Speed Steel) adalah baja paduan tinggi yang tahan terhadap keausan sampai suhu 6000C.
3.      Cemented Carbide
Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molybdenum, cobalt serta carbon. Cemented Carbide biasanya dibuat dalam bentuk tip yang pemasangannya dibaut pada holdernya (pemegang cutter). Pada suhu 9000C bahan ini masih mampu memotong dengan baik, cemented carbide sangat cocok untuk proses pengefraisan dengan kecepatan tinggi. Dengan demikian waktu pemotongan dapat dipersingkat dan putaran yang tinggi dapat menghasilkan kualitas permukaan yang halus
4.      Mata potong pisau frais (geometri pisau)
Salah satu faktor yang menentukan baik buruknya kualitas hasil pengerjaan proses frais adalah pengerindaan permukaan atau bidang-bidang utama dari cutter frais. Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus, cutter yang digunakan juga harus dipersiapkan secara khusus pula. Permukaan cutter yang harus diperhatikan pada waktu menggerinda adalah sudut tatal, sudut bebas sisi, sudut bebas depan, sudut bebas mata potong, dan sudut bebas belakang.
5.      Putaran sumbu utama
Untuk mengetahui kecepatan putar spindle utama, maka kita harus mengetahui kecepatan potong dari benda yang akan disayat. Untuk ngetahui kecepatan putar spindle utama, dapat dihitung secara matematis dengan rumus :
n = Vc . 1000/3,14.d (putaran/menit)
keterangan :
n = Putaran sumbu utama (RPM)
Vc = kecepatan potong (m/menit)
D = Diameter Cutter (mm)
= konstanta (3,14)

c)      Menentukan cutter
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama. Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.

J. Klasifikasi Proses Milling 


1.      Frais Periperal (Slab Milling)
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais dihasilkan oleh gigi pisau yang terletak pada permukaan luar badan alat potongnya. Sumbu dari putaran pisau biasanya pada bidang yang sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
2.      Frais Muka (Face Milling)
Pada frais muka, pisau dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Permukaan hasil proses frais dihasilkan dari hasil penyayatan oleh ujung dan selubung pisau.
3.      Frais Jari (End Milling)
Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan ujung badan pisau.

K. Pemasangan Alat Bantu
a.      Ragum
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam memasang ragum. Antara lain :
1.      Memeriksa  ragum dalam kondisi baik dan bersih.
2.      Mengusahakan pemasangan ragum berada ditengahtengah benda kerja, hal ini bertujuan untuk mendapatkan keleluasaan kerja.
3.      Meluruskan lubang baut pengikat agar bertepatan dengan alur meja mesin.
4.      Mengencangkan baut-baut pengikat. Sebelum baut-baut terikat dengan kuat, pastikan bahwa bibir ragum benar-benar tegak lurus atau sejajar dengan pergerakan meja. Untuk mengecek kesejajaran ragum tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan dial indikator dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Mengikat ragum dengan salah satu baut pengunci dan ingat pengikatanya jangan terlalu keras (sebelum kedudukan baut benar-benar tegak lurus, jangan kerasi baut-baut pengikatnya.
b.      Memasang pararel pada ragum, kemudian pasang blok bagnet pada badan mesin.
c.       Mengenakan sisi penggerak jarum pada sisi pararel.
d.      Menggerakan meja mesin sejalan dengan sisi pararel yang dipasang pada ragum.
e.       Memukulah ragum dengan palu lunak sedikit demi sedikit apabila jarum pada dial indikator bergerak. gerakkan meja mesin berulang kali dan bila dari ujung ke ujung jarum sudah tidak bergerak,baru baut-baut pengikat ragum dikerasi semua, tapi ingat dalam mengerasi ragum jangan sampai merubah posisi dari ragum tersebut.
b.      Dividing head
Pemasangan dividing head harus sejajar dengan meja mesin karena kalau tidak benda kerja yang dihasilkan akan miring. Oleh karena itu pada waktu memasang jarak tepi dividing head harus sama bila diukur dari tepi meja. Untuk lebih tepatnya dalam mancari kesejajaran dividing head terhadap merja mesin dapat digunakan prosedur pengukuran seperti dibawah ini :
1.      Memastikan mandrill dan lubang spindle dalam keadaan bersih kemudian masukkan mandril dan dalam lubang spindle. 
2.      Melepaskan hubungan gigi spindle dengan sumbu cacing.
3.      menyetal jam penunjuk diatas meja mesin, sambil spindle diputar dan teliti jam penunjuknya. Jika jarum bergerak beranti belum sentris
4.      Menggeser jam penunjuk mendekati spindle dan perhatikan angka yang ditunjukkan oleh jarumnya, kemudian jam penunjuk digeser lagi ke arah mandrel sambil diputar spindlenya
5.      Mengerjakan langkah ini secara berulang-ulang samapai angka jam menunjukkan angka yang tetap untuk keduan ujungnya. setelah jam penunjuk tidak bergerak sama sekali waktu digeser maka setting kedataran telah selesaia dan kerasi semua baut-baut pengikatanya.


Daftar Pustaka

Suragi. 2011. Mesin Milling http://suargi.blogspot.com/2011/11/mesin-milling.html diakses pada tangal 9 Mei 2014 pukul 18:32 WIB.

Soefiyandono, Bambang. 2013. Pengertian Mesin Frais http://fiandruva.blogspot.com/2013/05/pengertian-mesin-frais_16.html diakses pada tanggal 15 Mei 2014 pikul 18:13 WIB.

http://xlmachine.en.alibaba.com/product/218930524-210511995/Universal_Knee_Type_Milling_Machine_X6132.html

0 komentar:

Posting Komentar