Manchester United

Kamis, 15 Mei 2014

Metode Pembelajaran Sosiodrama


Metode Sosiodrama



BAB I

PENDAHULUAN



1.1.   Latar Belakang

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu seorang pengajar haruslah pandai dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar . Metode ini akan membantu pengajar atau guru dalam menyampaikan materi. Sehingga siswa dapat menerima dan memahami dari materi yang disampaikan.

Metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebainya berpusat pada siswa istilah ini sering disebut dengan Student Centre Learning (SCL). SCL dimaksudkan agar seorang guru hanya sebgai fasilitator dan dinamisator dari sebuah pembelajaran. Sehingga, dalam hal ini siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan berkembangnya jaman sekarang, muncul berbagai metode pembelajaran. Dalam setiap metode tersebut selalu ada kelemahan dan keunggulan, oleh karena itu guru harus mempertimbangkan efektif atau tidaknya metode tersebut.  Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai metode – metode yang cocok untuk pembelajaran pada pelajaran tertentu agar siswa lebih tertarik pada pelajaran tersebut.

Metode yang dipilih akan memberikan motivasi kepada siswa untuk terus aktif dalam pembelajaran. Selain itu metode tersebut akan memacu rasa ingin tahu yang tinggi.  Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memberikan informasi yang dikaitkan dengan suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata. Hal tersebut bertujuan, agar siswa dapat mengembangkan pola pikir dan kreatifitas dalam pemecahan suatu masalah.

Terkadang suatu masalah sosial tidak dapat dijelaskan dengan lisan. Maka, dalam hal ini pemecahan masalah tersebut perlu didramatisasikan dan siswa dilibatkan untuk berperan dalam peritiwa atau masalah sosial tersebut. Dalam hal ini perlu menggunakan metode sosiodrama yaitu siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.

Guru menggunakan metode sosiodrama ini dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain. kita mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antar kita, dapat disebabkan karena salah paham. Maka dengan sosiodrama mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru.

Dalam metode sosiodrama siswa dalam situasi peranan yang dimainkannya harus bisa berpendapat, memberiakn argumantasi, dan harus bisa mencari jalan keluar jika terjadi banyak perbedaan pendapat. Maka hal-hal yang menyangkut kesejahteraan bersama perlu ada musyawarah dan mufakat agar dapat mengambil keputusan bersama. Maka siswa dengan bermain peranan, harus dapat melakukan perundingan untuk memecahkan bersama masalah yang dihadapi dan akhirnya mencapai keputusan bersama.

Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih banyak mengenai salah satu metode pembelajaran yaitu metode sosiodrama.



1.2.   Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, permasalahan pokok yang hendak dideskripsikan adalah :

1.      Apa yang dimaksud dengan metode dan metode sosiodrama serta apa tujuan dan manfaat dari metode sosiodrama ?

2.      Bagaimana prosedur dan langkah – langkah penggunaan metode sosiodrama ?

3.      Bagaimana peranan metode sosiodram dalam proses pembelajaran?

4.      Faktor apa saja yang mempengaruhi berhasilnya penggunaan metode sosiodrama ?

5.      Apa saja kelebihan dan kelemahan dari metode sosiodrama serta cara mengatasi kelemahan dari metode tersebut ?



1.3.   Tujuan

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui apa yangdimaksud degan metode sosiodrama, mengetahui tujuan dan manfaatnya dalam pembelajaran

2.      Mengetahui peranan metode sosiodrama, prosedur pelaksanaan, dan langkah penggunaan metode sosiodrama dalam kegiatan belajar mengajar

3.      Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi berhasilnya metode sosiodrama

4.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode sosiodram serta cara mengatasi kelemahan tersebut





BAB II

PEMBAHASAN



2.1.   Pengertian

2.1.1.      Metode Mengajar

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan  untuk mencapai tujuan  yang telah ditetapkan.  Dalam kegiatan belajar mengajar, ,metode diperlukan  oleh giuru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Oleh karena itu seorang guru haruslah pandai dalam memilih metode yang digunakan agar materi dapat tersampaikan dengan jelas kepada siswa.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal ( Wina Sanjaya, 2006 : 145 ).

Metode mengajar/teknik penyajian adalah suatu pengetahuan  tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan  oleh guru atau instruktur.  Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut  dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. ( Roestiyah,  2008 : 1 ).

Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mecapai tujuan pengajaran



2.1.2.      Sosiodrama

Isitilah sosiodram berasal dari dua kata, yaitu socio yang berari social dan drama adalah drama yang berarti mendramatisasikan suatu kejadian atau peristiwa dalam keidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, atau benturan dua orang atau lebih atau yang menggambarkan situasi sosial.

Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah soasial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Wina Sanjaya, 2006 : 158).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa Sosiodrama adalah drama  yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah sosial dan politik (2002: 855). Sedangkan menurut Sosiodrama adalah sebuah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social (Ahmadi, 2005: 65).

Sosiodrama adalah siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau uangkapan gerak gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antara manusia. Atau dengan roll playing dimana siswa bisa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis itu (Roestiyah , 2008,90).

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya (Depdiknas: 23).

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, metode sosiodrama merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswanya dapat memainkan suatu peranan dari prilaku sesorang dalam suatu peristiwa masalah-masalah sosial yang sedang terjadi dimasyarakat.



2.2.   Tujuan dan Manfaat Metode Sosiodrama

2.2.1        Tujuan Metode Sosiodrama

Sosiodrama biasanya digunakan untuk menangani masalah yang berkaitan dengan masalah social seperti krisis kepercayaan diri jika dhadapan kelompok, menumbuhkan rasa kesetaikawanaan social dan rasa tanggung jawab serta untuk mengembangkan ketrampilan tertentu. Tujuan yang diharapakan dengan penggunaan motode sosiodrama antara lain, menurut Syaiful Bahri dan Zain ( 1995 : 100) :

a)      Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.

b)      Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab

c)      Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.

d)     Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah

Roestiyah N.K ( 2008 : 90 ), mengemukakan tujuan dari teknik sosiodrama adalah agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; dapat tepo seliro dan toleransi.  Sedangkan menurut Wina Sanjaya ( 2006 : 159 ), sosiodrama digunakan  untuk memberikan pemahaman  dan penghayatan akan masalah – masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

Dalam sebuah kegiatan, pasti terdapat suatu tujuan yang ingin dicapai. Menurut ( Ahmadi (2005 : 81) menjelaskan beberapa tujuan penggunaan sosiodrama antara lain :

1)      Menggambarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang menghadapi suatu situasi sosial tertentu

2)      Menggambarkan bagaimana cara pemecahan suatu masalah sosial,

3)      Menumbuhkan dan mengembangkan sikap kritis terhadap sikap atau tingkah laku dalam situasi sosial tertentu

4)      Memberikan pengalaman untuk menghayati situasi sosial tertentu

5)      Memberikan kesempatan untuk menijau suatu situasi sosial dari berbagai sudut pandang tertentu.



Jadi, tujuan dari metode sosiodrama adalah :

a.       Siswa berani mengemukakan pendapat secara lisan

b.      Memupuk kerjasama diantara para siswa

c.       Siswa menunjukkan sikap berani dalam memerankan tokoh yang diperankan

d.      Melatih cara berinteraksi dengan orang lain

Teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang mengarah pada :

a.       Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.

b.      Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial.



2.2.2        Manfaat Metode Sosiodrama

Ada beberapa peranan sosiodrama. Berikut merupakan deskripsi mengenai manfaat sosiodrama :

a.       menanamkan jiwa demokratis dan memupuk partisipasi kolektif dalam pengambilan keputusan.

b.      Membekali siswa tentang kecakapan hidup di Masyarakat

c.       Meningkatkan rasa percaya diri pada siswa dan memupuk keterampilan berbicara di hadapan umum

d.      Mempertinggi perhatian siswa terhadap esensi dan materi pembelajaran



Apabila metode ini digunakan dalam pembelajaran dan dikendalikan dengan baik maka akan banyak manfaat yang di peroleh, diantaranya :

a.       Siswa tidak hanya mengerti persoalan-persoalan psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia. Ikut menangis bila sedih, rasa marah, emosi, dan gembira

b.      Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain

c.       Membantu menghilangkan rasa malu, rendah diri dan kemurungan pada anak

d.      Mendorong aktifitas, inisiatif dan kreatif sehingga mereka berpartisifasi dalam kegiatan bersama.



2.3.   Peranan Sosiodrama

Secara umum metode pembelajaran  sosiodrama dapat digunakan apabila :

1)      Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang

2)      Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan.

3)      Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan.

4)      Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak

5)      Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

6)      Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupan dan masa depannya kelak, terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.

7)      Untuk meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik secara lebih kritis dan detail dalam pemecahan masalah.

8)      Untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang diajarkan



Metode sosiodrama digunakan dalam suatu pembelajaran apabila :

a.       Keterangan secara lisan tidak dapat menerangkan pengertian atau materi yang dimaksud

b.      Memberikan gambaran mengenai bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi tertentu

c.       Memberikan kesempatan untuk menilai atau pandangan mengenai suatu tingkah laku social menurut pandangan masing – masing

d.      Memberikan gambaran mengenai bagaimana seharusnya seseorang bertindak dalam situasi social tertentu



2.4.   Prosedur Pelaksanaan Metode Sosiodrama

Dalam pelaksanaan kegiatan sosiodrama ini, haruslah memperhatikan beberap prosedur yang harus dijalankan. Prosedur pelaksanaan sosiodrama diantaranya adalah sebagai berikut :

2.4.1.   Tahap persiapan

Dalam tahap ini, sebelum melakukan sosiodrama diperlukan penentuan pokok permasalahan yang akan didramatisasikan terlebih dahulu, menentukan para pemain, dan mempersiapkan para siswa sebagai pendengar yang menyaksikan jalannya cerita. Masalah yang akan didramatisasikan dipilih secara bertahap, dimulai dari persoalan yang sederhana dan dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang agak sukar dan lebih bervariasi . Dan juga perlu diingat, masalah-masalah yang akan ditetapkan harus menarik perhatian siswa serta situasi masalah yang akan ditetapkan harus sesuai dengan tingkat usia siswa.

Dalam pemilihan para pelaku hendaknya secara sukarela atau bila tidak mungkin, sebaiknya guru menunjuk siswa yang dianggap cakap dan cocok untuk memainkan peranan yang direncanakan. Para pelaku yang dipilih sebaiknya yang memahami persoalan dan mempunyai daya fantasi, bukan anak yang pandai melucu atau pemalu.



2.4.2.     Tahap pelaksanaan

Setelah tahap-tahap dalam persiapan terselesaikan, siswa dipersilahkan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang diminta selama kurang lebih 4 sampai 5 menit berdasarkan pendapat dan inisiasi mereka sendiri  (Usman, 2002:52).

Dalam melaksanakan sosiodrama siswa diberi kesempatan untuk menggambarkan, mengungkapkan, atau mengekspresikan suatu sikap, tingkah laku atau penghayatan sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, atau diinginkan seandainya ia menjadi tokoh yag diperankannya itu secara spontan. Semua teks atau naskah cerita tidak diperlukan oleh siswa pada saat itu. Mereka cukup memahami garis-garis besar yang akan didramatisasikan.

Bahwa bermain peran yang secara spontan diharapkan akan dapat mewujudkan jalannya cerita dengan peran guru hanya sebagai pengawas serta akan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuanya dalam bermain peran.

Apabila dalam pelaksanaan permainan itu terjadi kemacetan, maka guru sebaiknya segera bertindak dengan menunjuk siswa lain untuk menggantikannya, atau siswa yang memainkan peran tersebut diberikan isyarat atau aba-aba agar mereka dapat membetulkan permainannya. Dan dalam pelaksanaan sosiodrama tidak perlu harus selesai akan tetapi juga dapat dilanjutkan oleh siswa yang lainnya.

Namun demikian, sebelum pelaksanaan sosiodrama ini terselesaikan, Sudjana (2002:85) mengatakan bahwa guru dapat menghentikan sosiodrama tersebut apabila berada pada situasi yang memuncak/ketegangan dan kemudian membuka diskusi kelas untuk memecahkan masalah-masalah yang disosiodramakan secara bersama-sama.



2.4.3.     Tahap tindak lanjut (evaluasi)

Apabila sosiodrama telah berakhir, maka diperlukan sebuah upaya tindak lanjut. Dan mereka mengatakan diskusi sebagai salah satu alternatifnya.

Sosiodrama merupakan sebuah metode mengajar, jadi dalam praktiknya tidak hanya berakhir pada pelaksanaan dramatisasi semata, melainkan hendaknya dapat dilanjutkan dengan tanya jawab, diskusi, kritik, atau analisis persoalan. Dan bila dipandang perlu, siswa lainnya diperbolehkan mengulang kembali peranan tersebut dengan lebih baik lagi.

Sudjana (2002:95) menambahkan bahwa sebagai salah satu upaya tindak lanjut siswa dapat melakukan aktifitas menilai atau memberi tanggapan terhadap pelaksanaan sosiodrama dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil sosiodrama.



2.5.   Langkah – Langkah Metode Sosiodrama

Dalam pelaksanaan  metode sosiodrama  agar berhasil dengan  efektif, perlu  mempertimbangkan beberapa langkah-langkahnya, ialah :

a)      Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik ini,  bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada dimasyarakat, maka kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berpera; masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya.  Dan siswa yang lain menjadi penonton dengan tugas-tugas tertentu pula.

b)      Guru harus memilih masalah yang menarik, sehingga menarik minat anak. Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.

c)      Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bias menceritakan sambil untuk mengatur adegan yang pertama.

d)     Bila ada kesedian sukarela  dari siswa untuk berperan, harap ditanggapi tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu. Bila tidak ditunjuk saja siswa yang memiliki kemampuan dan pengetahuan  serta pengalaman seperti yang diperankan itu.

e)      Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu  tugas peranannya, menguasai masalahnya pandai bermimik maupun berdialog.

f)       Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif, disamping  mendengar dan melihat, mereka harus bias memberi saran dan kritik   pada  apa yang akan dilakukan setelah sosiodrama selesai.

g)      Bila siswa belum terbiasa, perlu dibantu guru dalam  menimbulkan kalimat pertama dalam dialog.

h)      Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat di diskusikan secara umum.  Sehingga para penonton ada kesempatan untuk berpendapat, menilai permainan dan sebagainya,

i)        Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi, walau mungkin masalahnya belum terpecahkan, maka perlu dibuka tanya jawab, diskusi atau membuat karangan yang berbentuk sandiwara.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sosiodrama adalah sebagai berikut :

1.      Masalah yang dijadikan tema-tema hendaknya dialami oleh sebagian besar siswa

2.      Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi diri sendiri.

3.      Jangan terlalu banyak menyutradai, biarkan murid mengembangkan kreatifitas dan spontanitas mereka

4.      Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan terhadap baik atau buruknya lakon seorang murid.

5.      Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.

6.      Sosoidrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan peranan situasi sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak saja.

Adapun saran-saran yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini yaitu:

a)      Merumuskan tujuan yang akan dicapai melalui metode ini, dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan.

b)      Menjelaskan latar belakang cerita sosiodrama

c)       Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan sosiodrama.

d)      Menetapkan siapa-siapa di antara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton

e)      Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai tiitk klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama

f)       Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum sosiodrama dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.



2.6.   Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Sosiodram

2.6.1.      Dari segi guru

Guru tidak boleh bersikap menekan. Setiap individu akan menghayati situasi social menurut caranya sendiri. Apa yang akan ia lakukan, keputusan apa yang akan ia pilih jika ia berada dalam situasi sosial seperti itu, semua harus diserahkan kepada pemeran yang bersangkutan.



2.6.2.      Dari Segi siswa

Dramatisasi ini akan berhasil kalau para siswa yang berperan dapat menjiwai dan menghayati situasinya, dapat bertingkah laku dan bersikap seperti dalam situasi sosial yang sesungguhnya.



2.6.3.      Segi materi

Sesuatu yang didramatisasikan aka baik hasilnya, jika bahan itu cocok dengan para pemeran yang akan memerankannya. Bahan harus dipilih dengan cermat. Kriteria yang harus diperhatikan antara lain:

a.       Bahan harus sesuai dengan perkembangan jiwa siswa.

b.      Bahan harus memperkaya pengalaman sosial siswa.

c.       Bahan harus cukup mengandung sikap dan perbuatan yang akan didramatisasikan siswa.

d.      Bahan hendaknya tidak mengandung adegan-adegan yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, agama, dan kepribadian bangsa Indonesia



2.7.   Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama

2.7.1.      Kelebihan

Ahmadi (2005:65) menjelaskan beberapa kebaikan dari metode sosiodrama antara lain

1)      Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian

2)      Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup

3)      Anak - anak dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri

4)      Anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.

Ahmadi (2005:82) melanjutkan kelebihan-kelebihan sosiodrama tersebut yaitu :

1)      Memperjelas situasi sosial yang dimaksud

2)      Menambah pengalaman tentang situasi sosial tertentu

3)      Mendapat pandangan mengenai suatu tindakan dalam sustu situasi sosial dari berbagai sudut

Fikri (2009) juga menyebutkan beberapa kebaikan dari sosiodrama diantaranya :

a.       Memiliki keuntungan dapat menyalurkan perasaan-perasaan atau keinginan-keinginan terpendam karena memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan (mencurahkan) penghayatan mereka mengenai suatu problem didepan orang banyak (murid-murid)

b.      Untuk mengajar anaknya supaya ia bisa menempatkan dirinya diantara orang lain.

Winarno (dalam pakguruonline) menambahkan kebaikan dari metode sosiodrama adalah

1.      Mengembngkan kreatifitas siswa

2.      Memupuk kerjasama antar siswa

3.      Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama

4.      Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri

5.      Memupuk keberanian berpendapat didepan kelas

6.      melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.

Ada kebaikan lain yang diungkapkan oleh Syaifullah (2008) yaitu :

a.       Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa

b.      Sangat menarik bagi siswa sehinga memungkinkan kelas menjadi dinamis

c.       Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi

d.      Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri

e.       Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan professional siswa dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja



2.7.2.      Kelemahan

Disamping terdapat kebaikan-kebaikan, metode sosiodrama juga memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya menurut Ahmadi (2005:65) :

1)      Metode ini memerlukan waktu cukup banyak

2)      Memerlukan persiapan yang teliti dan matang

3)      Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu

4)      Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabiala pelaksanaan dramatisasi itu gagal,

Dalam masalah ini, Ahmadi (2005:82) menambahkan beberapa kekurangan metode sosiodrama ini yaitu :

a.       Situasi sosial yang didramatisasikan hanyalah tiruan

b.      Situasi ini dalam kelas berbeda dengan situasi yang sebenarnya dimasyarakat.

Sama dengan kebaikan-kebaikan diatas, fikri (2009) juga mengemukakan beberapa kelemahan dari metode sosiodrama diantaranya :

a.       Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, tetap hanya merupakan situasi yang memiliki kekurangan kulitas emosional dengan situasi sosial sebenarnya

b.      Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak cemerlang untuk memecahkan sebuah masalah

c.       Perbedaan adat istiadat kebiasaaan dan kehidupan dalam masyarakat akan mempersulit mengaplikasikan metode ini

d.      Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif.

Winarno (dalam pakguruonline) juga demikian, ia menyebutkan beberapa kelemahan dari metode sosiodrama dalam artikelnya yaitu :

a.       Adanya kurang kesungguhan para pemain menyebabkan tujuan tidak tercapai

b.      Pendengar (siswa yang tidak berperan) sering mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.

Syaifullah (2008) juga menyebutkan beberapa kekurangan dari sosiodrama antara lain

a.       Memerlukan kreatifitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid, dan tidak semua guru memilikinya

b.      Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan tertentu

c.       Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peranan mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik tetapi sekaligus tujuan pengajaran tidak tercapai

d.      Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

e.       Pada pelajaran agama masalah aqidah, sosiodrama dan bermain peranan sulit diterapkan.

Dari beberapa kelmahan diatas dapat disimpulkan bahwa kelemahan metode sosiodrama adalah sebagai berikut :

a)      Pengalaman yang diperoleh melalui sosiodrama tidak selalu tepat dan  sesuai dengan kenyataan di lapangan.

b)      Pengelolaan yang kurang baik, sering sosiodrama dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

c)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan sosiodrama. ( Wina Sanjaya, 2006 : 158 )

d)     Sebagian besar anak  yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.

e)      Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukkan.

f)       Memerlukan tempat cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang baik.

g)      Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya. ( Syaiful Bahri dan Zain, 1995 : 102 ).

h)      Guru tidak menguasai tujuan intruksional penggunaan teknik sosiodrama untuk suatu unit pelajaran, maka sosiodramanya juga tidak berhasil

i)        Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, sehingga mengacaukan berlangsungnya sosiodrama ( Roestiyah, 2008: 93)



2.8.   Cara Mengatasi Kelemahan Metode Sosiodrama

Cara-cara mengatasi kelemahan – kelemahan metode sosiadrama. Usaha-usaha untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode sosiodrama antara lain ialah :

1.      Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan metode ini, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada di masyarakat kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya dan siswa yang lain menjadi penonton dengan tugas-tugas tertentu

2.      Guru harus memilih masalah yang urgen sehingga menarik minat anak. Ia mampu menjelaskan dengan baik dan menarik sehingga siswa terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.

3.      Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan yang pertama

4.      Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu harus diusahakan agar para pemain berbicara dan melakukan gerakan jangan sampai banyak variasi yang kurang berguna.



BAB III

PENUTUP



3.1.   Simpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu metode sosiodrama merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswanya dapat memainkan suatu peranan dari prilaku sesorang dalam suatu peristiwa masalah-masalah sosial yang sedang terjadi dimasyarakat. Oleh karena itu, metode sosiodrama membuat siswa tidak hanya mengerti persoalan-persoalan psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia.

Untuk melaksanakan metode sosiodrama harus diakukan tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Hal itu dilakukan agar metode tersebut dapat efektif sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Berhasilnya metode sosiodrama ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dari segi guru, segi siswa, dan dari segi materi.

Metode ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang dan dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan. Metode sosiodrama ini memiliki beberapa kelebihan, salah satunya membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. Selain memiliki kelbihan, metode ini juga memiliki kelamahan salah satunya pengelolaan yang kurang baik, sering sosiodrama dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.



3.2.   Saran

Metode soiodrama digunakan dalam pembelajaran agar siswa lebih memahami materi ajar, oleh karena itu apabila metode ini digunakan dalam pembelaran maka :

1.      Guru menerangkan terlebih dahulu teknik permainannya. Kemudian setelah mereka memahami teknik tersebut, bimbinglah para siswa yang ada untuk dapat menguasai pokok permasalahan yang telah disediakan

2.      Berilah motivasi-motivasi tertentu agar siswa memiliki keberanian untuk dapat melakukan permainan sosiodrama tersebut

3.      Pilihlah seorang pemain yang memang cakap dalam melakukan permainan peranan ini, mudah menghayati isi materi dan mengekspresikannya didepan teman-temannya, bukan yang pemalu

4.      Agar siswa memiliki kecakapan dalam mengemukakan pendapatnya, bimbinglah mereka untuk dapat mengemukakan pendapatnya. Serta sediakan waktu yang cukup, karena bentuk permaianan ini pada dasarnya membutuhkan waktu yang banyak.

5.      Sambutlah mereka dengan appreseate,  baik itu berupa tepuk tangan, pujian atau pemberian benda-benda tertentu sebagai hadiah.



DAFTAR PUSTAKA



Adya, Abit. 2012. Model Pembelajaran Sosiodrama. http://abitadya. wordpress. com/2012/02/28/32/ diakses pada tanggal 2 Desember 2013.



Ahmadi, Abu. H. 2005. Stategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.



Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta : Balai Pustaka.



                 . 2008.  Strategi Pembelajaran dan  Pemilihannya. Jakarta:  Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal.



Fikri, S.N. 2009. Metode-Metode Mengajar, Pre Test, Appersepsi, Post Test, dan Tanya Jawab.  Http// www. fikrinatuna.blogspot.com.html, diakses 30 November 20013.



Hafiz. 2010. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran (Role Playing Method). http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-playing-method/ diakses pada tanggal 5 Desember 2013.



Winarno, Pakguruonline. Strategi dan Metode (on line). Http://www.pakguru. pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_ kpdd_ b12.html, diakses 30 November 2013.



Roestiyah N.K. 2008.  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.



Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidkan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.



Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.



Syaiful Bahri D, Zain. (1995). Konsep Trategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.



Syaifullah. 2008. Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam. http:// www. Syaifullaheducationinformatiocenter.blogspot.com, diakses 2 Desember 2013.



Usman, Basyiruddin. 2003. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat pers.


0 komentar:

Posting Komentar